Senin, 31 Mei 2010

mikroba tanah

KLASIFIKASI MIKROBA KLASIFIKASI DAN PERANAN MIKROBA DALAM KEHIDUPAN

ABSTRAK

Klasifikasi dan identifikasi adalah dua hal yang berbeda tetapi saling berhubungan dalam taksonomi. Klasifikasi dapat diidentifikasikan sebagai penyusunan organisme kedalam grup taksonomi(taksa) dengan berdasarkan persamaan atau hubungan. Klasifikasi organisme prokariota seperti bakteri memerlukan pengetahuan yang didapat dari pengalaman dan juga teknik observasi, sifat biokimia, fisiologi, genetik dan morfologi yang sering penting untuk menggambarkan sebuah takson. Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.

Key word: Klasifikasi, identifikasi,mikroba, mikroorganisme.

PENDAHULUAN

Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu cara pengelompokan atau pengklasifikasian.

Klasifikasi adalah suatu istilah yang berkaitan dan sering kali digunakan atau dipertukarkan dengan taksonomi. Taksonomi adalah ilmu mengenai klasifikasi atau penataan sistematis organisme kedalam kelompok atau kategori yang disebut taksa (tunggal, takson) tetapi penyusunan taksonomi mikroorganisme mensyaratkan diidentifikasi sebagai mana mestinya dan diberi nama. Kegiatan secara keseluruhan, yakni tentang pengklasifikasian penamaan dan pengidentifikasian mikroorganisme, disebut sebagai sistematika mikroba.

Menyusun sistematik dalam dunia mikroorganisme bukanlah pekerjaan yang mudah kesulitan pertama yang kita hadapi ialah menentukan apakah mikroba itu golongan hewan atau golongan tumbuhan. Setelah leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme , sarjana Zoologi seperti Muller (1773) dan erlenberg (1838) menggolongkan bakteri pada protozoa. Baru pada tahun (1873), Cohn sarjana botani bangsa Jerman, mengetahui adanya ciri-ciri yang menyebabkan ia lebih condong menggolongkan bakteri (salah satu mikroorganisme) pada tumbuhan. Klasifikasi bakteri secara agak lengkap pada tahun 1875, dan sejak itu diadakan penyempurnaan secara berangsur-angsur sampai sekarang.

Banyak kesulitan dalam mengklasifikasikan mikroorganisme. Misalnya dalam klasifikasi bakteri. Kriteria dalam kalasifikasi berbeda dengan mengklasifikasikan tumbuhan tingkat tinggi dan hewan tingkat tinggi yang didasarkan terutama pada sifat-sifat marfologisnya. Tetapi hal ini sulit dilaksanakan pada bakteri, sehingga klasifikasi bakteri di dasarkan sebagian pada sifat-sifat morfologi, dan sifat-sifat fisiologinya termasuk imunologi.

Banyak bakteri di bawah mikroskop menunjukkan bentuk morfologi yang sama, tetapi sifat-sifat fisiologi mereka berlainan sama sekali. Ada beberapa golongan bakteri yang sama bentuknya, tetapi yang satu dapat mencernakan asam amino tertentu, sedangkan yang lainnya tidak. Ada pula suatu golongan yang dapat menyebabkan suatu penyakit, sedang golongan yang lain tidak. Maka jelaslah bahwa kesukaran kita untuk menetapkan spesies berdasarkan sifat-sifat morfologi saja.

Rumusan Masalah

Adakah peranan penting mikroba bagi kehidupan.

Tujuan

Ø Mengetahui klasifikasi dan identifikasi suatu mikroorganisme

Ø Mengetahui manfaat mikroorganisme bagi kehidupan.

PEMBAHASAN

Klasifikasi dan Identifikasi

Dalam semua cabang biologi diperluan pencirian, klasifikasi dan identifikasi. Klasifikasi merupakan proses untuk mengenali dan mengelompokkan organisme hidup. Klasifikasi merupakan bagian dari bidang ilmu sistematik. Tujuan klasifikasi ialah mengatur kedudukan dari berbagai organisme di alam. Jika diketahui ciri-ciri suatu mikroorganisme, maka dapat dilakukan perbandingan sehingga terlihat persamaan dan juga perbedaan dnegan organisme lainnya. Hal ini dapat disamakan dengan membuat tabel periodik bagi unsur kimia sehingga terlihat keterkaitan antara unsur kimia tersebut.

Klasifikasi dan identifikasi mikroorganisme haruslah diketahui terlebih dahulu karakteristik atau ciri-ciri mikroorganisme. Oleh karena ukurannya yang sangat kecil, tidaklah mungkin bagi kita untuk mempelajari 1 mikroorganisme saja, sehingga yang dipelajari adalah karakkteristik suatu biakan yang merupakan populasi dari suatu mikroorganisme.

Ciri-ciri utama dari suatu mikroorganisme dikelompokan sebagai berukut : .

1. Morfologi

Mikroba pada umumnya sangat kecil : ukurannya dinyatakan dalam mikrometer (m) .

1 m = 0,001 mm

Oleh karena ukurannya yang kecil diperlukan mikroskop untuk melihat mikroba. Mikroskop yang digunakan tergantung pada kecermatan yang diinginkan oleh peneliti.

2. Sifat Kimiawi

Sel terdiri dari berbagai bahan kimia. Bila sel mikroba diberi perlauan kimiawi, maka sel ini memperlihatkan susunan kimiawi yang spesifik. Sebagai contoh, bakteri Gram negatif memiliki lipopolisakarida dalam dinding selnya, Sedangkan bakteri Gram positif tidak. Sebaliknya pada banyak bakteri Gram positif terdapat asam teikoat. Bahan kimia ini tidak ditemukan pada gram negatif. Dinding sel fungsi dan algae berbeda dari bakteri. Pada kelompok virus, pembagian dilakukan berdasaran asam inti yang dikandung, apakah merupakan DNA atau RNA

3. Sifat Biakan

Zat hara yang diperlukan oleh setiap mikroorganisme berbeda ada mikroorganisme yang hanya dapat hidup dan tumbuh bila diberikan zat hara yang kompleks (serum, darah). Sebaliknya ada pula yang hanya memerlukan bahan inorganik saja atau bahan organik (asam amino, karbohidrat, purin, pirimidin, vitamin, koenzim) selain itu beberapa mikroorganisme hanya dapat tumbuh pada sel hidup, berupa inang, telur, bertunas, biakan jaringan.

4. Sifat Metabilisme

Proses kehidupan dalam sel merupakan suatu rentetan reaksi kimiawi yang disebut metabolisme. Berbagai macam reaksi yang terjadi dalam metabolisme dapat digunakan untuk mencirikan mikroorganisme

5. Sifat Antigenik

Bila mikroorganisme masuk kedalam tubuh, akan terbentu antibodi yang mengikat antigen. Antigen merupakan bahan kimia tertentu dari sel mikroba. Antibodi ini bersifat sangat spesifik terhadap antigen yang menginduksinya. Oleh karena mikroorganisme memiliki antigen yang berbeda, maka antibodi dapat digunakan untuk mencirikan (rapid indentification) terhadap mikroorganisme. Reaksi ini sangat sepesifik sehingga dapat disebut sebagai lock and key system.

6. Sifat Genetik

DNA kromosomal mikroorganisme memiliki bagian yang konstan dan spesifik bagi mikroorganisme tersebut sehingga dapat digunakan untuk pencirian mikroorganisme.

Susunan basa DNA

Untuk perbandingan di gunakan mol % G+C

7. Patogenitas

Mikroba dapat menimbulkan penyakit, kemampuannya untuk menimbulkan penyakit merupakan ciri khas mikroorganisme tersebut selain itu terdapat pula bakteri yang memakan bakteri lainnya (Bdellovibrio) dan virus (bakteriofag)yang menginfesi dan menghancurkan bakteri.

8. Sifat Ekologi

Habitat merupakan sifat yang mencirikan mikroorganisme. Mikroorganisme yang hidup di lautan berbeda dengan air tawar. Mikroorganisme yang terdapat dalam rongga mulut berbeda dengan saluran pencernaan.

Perkembangan Klasifikasi

Pada klasifikasi “Five-kingdom System. Pembagian didasarkan pada cara pengambilan zat hara yaitu :

a. Forosintesis

b. Absorpsi

c. Ingesti

Prokariot termasuk dalam Monera, cara mengambilan zat hara tidak melalui ingesti. Yukariot uniseluler termasuk protista, ketiga macam pengambilan zat hara terlihat dalam kelompok ini. Mucroalgar bersifat forosintetik, Protozoa dengan ingesti dan protista lainnya dengan absorpsi. Selain itu ada pula yang melakukan kombinasi. Mikroorganisme masuk dalam :

a. Monera (bacteria dan cyanobacteria)

b. Protista (microalgae dan protozoa)

c. Fungsi (yeasts dan mold)

Tabel. Perkembangan Klasifikasi
Two-Kingdom system

Lennaeus
Four-Kingdom System

Capeland
Five-Kingdom system

Whitaker
Animalia

Plantae
Monera

Protoctista

Metaphyta

Metazoa
Monera

Protista

Plantac

Fungsi

Animalia

Koefisien Kesamaan

Kesamaan ini dapat dinyatakan dalam derajat kesamaan atau perbedaan. Derajat perbedaan sangat berguna oleh karena menunjukkan beberapa banyak organisme yang diteliti berbeda dengan organisme lain. Dengan mengetahui koefisien kesamaan dapat disusun Cluster dari organisme yang serupa

Beberapa metode utuk menentukan derajat kesamaan

a. Cluster analysis

b. Phenogram / dendrogram

c. Ordination methods

Menggunakan Principal component analysis

d. Similarity Matrix

Keterkaitan Sifat Genetik

Metode klasifikasi yang paling cermat adalah keterkaitan sifat genetika anta organisme. Metode ini paling obyektif dan didasarkan pada DNA. Pada tahun 1960, cabang ilmu yang disebut biologi molekuler menggunakan teknik untuk melihat kesamaan DNA antar organisme. Pada mulanya kesamaan yang dibadingkan hanyalah % mol G + C saja. Organisme yang berkaitan erat memiliki % G +C yang sama, sebaliknya organisme yang jauh berbeda memiliki nilai % G + C yang berbeda pula. Namun demikian, organisme yang tidak berkaitan mungkin saja memiliki % G + C yang sama. Oleh karena itu dicari metode perbandingan yang lebih cermat dengan cara membandingkan urutan dari nukleotida. Urutan nukleotida inilah yang merupakan ciri dasar suatu organisme.

Metode yang sering digunakan untuk melihat keterkaitan genetik adalah :

1. Homologi DNA

DNA dipanaskan sehingga terurai menjari untaian tunggal. Untaian tunggal ini kemudian dicampur dengan organisme lainnya dan didinginkan kembali. Bila dua organisme ini berkaitan erat maka akan terbentuk Heterodupleks. Ini berarti untaian dari satu organisme akan berpasangan dengan untaian dari organisme lainnya. Bila tidak ada keterkaitan tidak akan terlihat heterodupleks. Metode ini paling berguna dalam tingkat klasifikasi species.

1. Homologi RNA ribosom dan ribosomal RNA oligonukleotida

Dua organisme dapat saja tidak erat kaitannya, tetapi masih memperlihatkan homologi DNA. rRNA yang disandi oleh sebagian DNA yang disebut sebagai RNA sistron. Pada bakteri ternyata rRNA cistron ini “highlyy conserved” lestari. Ini berarti bahwa selama evolusi cistron ini memperlihatkan perubahan yang lebih sedikit di badingkan dengan bagian DNA yang lain

Taksonomi Mikroba

a. Dasar Pengelompokan

Taksonomi merupakan cara atau upaya pengelompokan jasad hidup di dalam kelompok atau takson yang sesuai. Pertama kali pengelompokan ini hanya untuk lingkungan tumbuh-tumbuhan dan hewan, tetapi ternyata bahwa untuk mikroba pun dapat digunakan.

Mikroba sesuai dengan bentuk dan sifatnya termasuk kedalam Dunia tumbuh-tumbuhan. Sehingga kalau sebelumnya dunia tersebut hanya terbagi kedalam dua kelompok besar yaitu :

1. Monocotyledoneae, yaitu tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keping biji tunggal.

2. Dicotyledoneae, yaitu tumbuh-tumbuhan yang mempunyai keping biji dua, maka sekarang akan bertambah dengan 1 kelompok besar lainnya.

3. Acotyledoneae, atau tumbuh-tumbuhan tanpa keping biji, yaitu Cryptogamae (kriptos = tersembunyi/tidak ada atau tidak nampa, gamae = alat perkembangbiak).

Mikroba termasuk kedalam kelompok ke-3 tersebut sesuai dengan sifat alat untuk perkembangbiakannya.

Dari segi mikrobiologi sendiri, dunia Mikroba terbagi menjadi dua kelompok besar lainnya, pembagian ini berdasarkan kepada ada tidaknya inti, baik yang sudah terdiferensiasi ataupun yang belum. Yaitu :

1. Prokaryota, yaitu kelompok mikroba yang tidak mempunyai inti yang jelas atau tidak terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :

a) Bakteria,

b) Mikro-alga biru-hijau (BGA = blue-green algae),

2. Karyota, yaitu kelompo mikroba yang sudah mempunyai inti yang jelas atau sudah terdiferensiasi. Kedalam kelompok ini termasuk :

a) Jamur, termasuk didalamnya ragi,

b) Mikro-alga lainnya

Walaupun ada kelompok kehidupan atau jasad lain yang dianggap hirup berdasarkan kepada bentuk dan sifatnya tidak sama dengan mikroba tetapi mengingat kepentingan dan asosiasi kehidupannya, ada dua kelompok besar lain yang umumnya dimasukkan kedalam Dunia Mikroba yaitu :

1. Protozoa

2. Virus

Klasifakasi Bakteri

Umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak mempunyai klorofil berkembangbiak dengan pembelahan sel atau biner. Karena tidak mempunyai klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang saprofitik ataupun sebagai jasad yang parasitik. Tempat hidupnya tersebar di mana-mana, sejak di udara, di dalam tanah, didalam air, pada bahan-bahan, pada tanaman ataupun pada tubuh manusia atau hewan.

Kriteria untuk Klasifikasi Bakteri

Kriteria sesuai untuk tujuan klasifikasi bakteri termasuk sifat-sifatnya telah diterangkan dalam bab terdahulu, informasi yang penting dapat diketahui secara mikroskopis dengan melihat lapisan sel dan ada atau tidaknya struktur khusus misalnya spora atau flagella. Prosedur pewarnaan seperti pewarnaan gram dapat memberikan perkiraan bakteri memiliki kekerabatan yang dekat. Hal ini merupakan petunjuk awal bahwa keragaman kimiawi DNA dari organisme yang berbeda dapat menjadi indikasi adanya kekerabata genetik. Studi fisik membuktian bahwa kekerabatan DNA dari organisme yang sama dapat dikenal dengan tingkat kemampuan kromosom DNA untuk dikawin silangkan.

Tabel . Tingkat Taksonomi

Tingkatan Resmi


Contoh

Kingdom


Prokaryotae

Divisi


Gracilicutes

Klas


Scotobacteria

Ordo


Eubacteriales

Famili


Entobacteriaceae

Genus


Escherichia

spesies


Coli

Penyusunan urutan DNA telah menjadi prosedur rutin di laboratorium dan perbandingan susunan DNA diantara beragam gen dapat menggambarkan hubungan mereka perbedaan susunan DNA diantara gen-gen yang tersebar secara cepat dapat digunakan untuk menentukan jarak genetik dari gen-gen yang berhubungan dekat, dan perbedaan susunan di antara gen-gen yang tersebar secara lambat dapat digunakan untuk mengukur hubungan dalam kelompok bakteri yang hubungannya jauh.

Ribosom memiliki pesan penting dalam sintesa protein. Gen penanda RNA ribosom dan protein ribosom telah diturunkan melalui evolusi dan telah disebarkan lebih lambat daripada gen kromosom lainnya. Perbandingan susunan dari 165S RNA ribosom dari berbagai sumber biologis menunjukkan adanya hubungan evolusi diantara organisme yang sangat beragam dan menunjukkan adanya kingdom baru, yaitu Arecbaebacteria.

Penemuan terbaru, hibridisasi DNA dengan rangkaian oligonukleotida padat telah digunakan untuk mengidentifikasi spesies.

Gambar Bentuk Sel Tunggal Bakteri(1)coccus,(2)batang,(3)spiral.

Klasifikasi Virus

a. Virus Bakterial

Bakterifage (fage) adalah virus yang menginfeksi bakteri dan hanya dapat bereproduksi di dalam sel bakteri. Kemudahan relatif dalam penangannya dan kesederhanaan infeksi fage bakteri membuatnya menjadi suatu sistem model bagi penelaahan patogenesitas virus maupun banyak masalah dasar di dalam biologi, termasuk biologi seluler dan molekular serta imunologi

Fage pada hakekatnya terdiri dari sebuah inti asam nukleat yang terkemas di dalam selubung protein pelindung. Reproduksi virus bakterial yang virulen mencakup urutan umum sebagai berikut : adsorbsi partikel fage, penetrasi asam nukleat, replikasi asam nukleat virus, perakitan partikel-partikel fage baru, dan pembebasan partikel-partikel fage ini di dalam suatu ledakan bersamaan dengan terjadinya lisis sel inang, fage-fage virulen telah digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi bakteri patogenik.

b. Virus Hewan dan Tumbuhan

Virus hewan dan virus tumbuhan adalah parasit intraseluler obligat yang sangat kecil. Setiap virus mempunyai sebuah inti pusat asam nukleat dikelilingi oleh kapsid. Secara morfologis, virus hewan dan virus tumbuhan dapat ikosashedral, halikal bersampul atau kompleks.

Proses replikasi virus dimulai dengan melekatnya virion pada sel inang. Peristiwa ini disusul dengan penetrasi dan pelepasan selubung, biosintesis komponen-omponen virus dan perakitan serta pematangan virion. Proses ini diakhiri dengan pembebasan virus dari sel inang.

Sistem yang secara paling luas digunakan untuk klasifikasi virus terlihat pada sistem ini, yang diperkenalkan oleh A. Loff dan kawan-kawan dalam tahun 1962, virus dikelompokkan menurut sifat virionnya yaitu semacam asam nukleat, bentuk susunan kapsid, ada tidaknya selubung dan ukuran kapsid. Pembagian lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat lain virion itu, seperti sejumlah untaian asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus, seperti sejumlah untaian asam nukleat (satu atau dua, sifat pertumbuhan virus, seperti kedudukan tempat sintesis virus di dalam sel dan hubungan timbal balik antara inang dan virus, seperti digambarkan oleh kisaran inang. Sistem ini dimaksudkan untuk menggambarkan klasifikasi alami atau filogenik, berarti sistem ini bukannya mencoba menggambarkan hubungan evolisoner atara virus-virus. Hubungan yang sama sekali tidak jelas melainkan sistem ini menggolongkan virus berdasarkan susunan biasa sifat-sifat kimiawi dan strukturnya yang merupakan sifat tetap yang dapat ditentukan dengan cermat.

Klasifikasi Jamur

Bentuknya sel tunggal (misal pada ragi), kemudian serat atau filamen (paling banyak di dapatkan), sampai dengan telah membentuk tubuh lengkap yang dinamakan tubuh-buah (misalkan pada jamur merang. Mushrooms, dan sabagiannya). Seperti bakteria, Jasad ini tidak mempunyai klorofil, karena dia hidup secara saprofik ataupun parasitik

Klasifikasi Alga-Hijau

Bentuknya sama seperti BGA, walaupun ada beberapa yang sudah mempunyai tubuh lengkap dengan bagian-bagian yang dinamakan akar batang dan daun walau semuanya bersifat semu (Chara dan Nitella).

Didapatkan dimana-mana, terutama pada tanah yang lembab, pada air, menempel pada tanaman ataupun bersifat endofitik (hidup di dalam jaringan jasad lain). Misal pada Hydra, atau menempel pada tubuh jasad lain (kulit kura-kura) sehingga kelihatannya hewan tersebut mempunyai klorofil karena berawarna hijau. Ada beberapa yang hidup secara simbiosis dengan jamur membentuk jasad baru yang disebut lichenes (lumut kerak).

Klasifikasi Alga-Biru Hijau

Berbentuk sel tunggal atau filamen (serat) yang disekelilingnya diselimuti oleh seludang yang terdiri dari lendir (polisakharida), atau berbentuk koloni sederhana.

Termasuk kedalam kelompok jasad yang fotosintetik karena mempunyai klorofil, disamping pigmen lainnya seperti fikobilin (biru), fukosantin (coklat) dan fukoeritrin (merah) hidup didalam air, di dalam tanah yang lembab atau bersimbiosis dengan jasad lain, sejak paku-pakuan (Azolla) didalam rongga udara daunnya, atau dengan tanaman tinggi (Cassuarina) dengan membentuk akar karang

Peran mikroorganisme dalam khidupan

Mikroorganisme merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk, 2003). Setiap sel tunggal mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energi dan bereproduksi dengan sendirinya. Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan.enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada.
Mikroorganisme ini juga tidak memerlukan tempat yang besar, mudah ditumbuhkan dalam media buatan, dan tingkat pembiakannya relative cepat (Darkuni, 2001). Oleh karena aktivitasnya tersebut, maka setiap mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan.

Peranan yang Merugikan

* Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan

Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae penyebab dipteri.

* Penyebab kebusukan makanan (spoilage)

Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk. Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya seperti termofilik, halofilik, dll.

Peranan yang Menguntungkan

Banyak yang menduga bahwa mikroorganisme membawa dampak yang merugikan bagi kehidupan hewan, tumbuhan, dan manusia, misalnya pada bidang mikrobiologi kedokteran dan fitopatologi banyak ditemukan mikroorganisme yang patogen yang menyebabkan penyakit dengan sifat-sifat kehidupannya yang khas. Meskipun demikian, masih banyak manfaat yang dapat diambil dari mikroorganisme-mikroorganisme tersebut. Penggunaan mikroorganisme dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pertanian, kesehatan, dan lingkungan. Beberapa manfaat yang dapat diambil antara lain sebagai berikut:

Bidang pertanian

Dalam bidang pertanian, mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan. Nitrogen bebas merupakan komponen terbesar udara. Unsur ini hanya dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam bentuk nitrat dan pengambilan khususnya melalui akar. Pembentukan nitrat dari nitrogen ini dapat terjadi karena adanya mikroorganisme. Penyusunan nitrat dilakukan secara bertahap oleh beberapa genus bakteri secara sinergetik.

Kajian religi:

Surat An-Nur 45:

45. Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Surat An-Nahl 12:

12. Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya).

Surat Al-Baqaroh 164:

164. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.

KESIMPULAN

Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain.

Klasifikasi adalah suatu istilah yang berkaitan dan sering kali digunakan atau dipertukarka dengan taksonomi.

Mikroorganisme terbagi menjadi dua kelopok yaitu:

1. Karyota, yaitu kelompok mikroba yang sudah mempunyai inti yang jelas atau sudah terdiferensiasi.

2. Prokaryota, yaitu kelompok mikroba yang tidak mempunyai inti yang jelas atau tidak terdiferensiasi.

Ciri-ciri utama suatu mikroorganisme yaitu:

a) Morfologi

b) Sifat Kimiawi

c) Sifat Biakan

d) Sifat Metabilisme

e) Sifat Antigenik

f) Sifat Genetik

g) Patogenitas

h) Sifat Ekologi

Mikroorganisme memiliki peranan dalam kehidupan, baik yang merugikan maupun yang menguntungkan yaitu:

Peranan yang Merugikan

* Penyebab penyakit, baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan

Misalnya Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae penyebab dipteri.

* Penyebab kebusukan makanan (spoilage)

Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk.

Peranan yang Menguntungkan

Contoh dalam bidang pertanian mikroorganisme dapat digunakan untuk peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N2, siklus nutrien, dan peternakan hewan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2008. klasifikasi mikroba.(online) (http//www.pustaka.co.id) diakses tanggal 22 Desember 2008.

Anonymous.2008.identifikasi mikroba.(online)(http//www.Pustaka.co.id) diakses tanggal 22 Desember 2008.

Budiyanto Mak, 2008. Hand Out dan Klasifikasi Mikroba. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang

Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

Suriawira U, 1995. Pangantar Mokrobiologi Umum. Bandung : Angkasa

Sabtu, 29 Mei 2010

LAPORAN PENGUKURAN BERAT ISI DAN BERAT JENIS TANAH (PRAKTIKUM DIT)

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari tanah. Dalam dasar ilmu tanah, dapat dipelajari mengenai penentuan Berat isi dan Berat jenis partikel. Berat isi berhubungan dengan padatan, porositas dan bahan organik. Selain itu, dalam pengaplikasiannya, kondisi Berat isi sangat mempengaruhi infiltrasi, konsistensi, pergerakan akar dan pengolahan lahan. Hal inilah yang menunjukkan bahwa Berat isi masih berhubungan dengan sifat-sifat tanah yang lain.
Oleh karena itu, Berat isi dan Berat jenis partikel sangat penting untuk dipelajari sehingga pengetahuan mengenai Berat isi dan Berat jenis partikel semakin bertambah. Dan kita dapat menghitung dan menentukan Berat jenis dan Berat Isi suatu tanah. Data sifat-sifat fisik tanah tersebut diperlukan dalam perhitungan penambahan kebutuhan air, pupuk, kapur, dan pembenah tanah pada satuan luas tanah sampai kedalaman tertentu. Berat isi tanah juga erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah dan kemampuan akar tanaman menembus tanah.
Berat isi tanah juga diperlukan dalam perhitungan pemberian pupuk, penambahan kapur dan pembenah tanah untuk satu satuan luas lahan. Hal ini karena pada luas lahan dengan kedalaman tertentu menggunakan satuan volume (m3), sedangkan pupuk, kapur atau pembenah tanah dalam satuan berat, sehingga volume tanah harus diubah terlebih dahulu menjadi satuan berat (kg atau ton). Untuk mengubah menjadi satuan berat maka diperlukan data berat isi tanah. Oleh karena itu sangat diperlukan pemahaman tentang berat isi dan berat jenis tanah.

1.2 Tujuan
 Untuk memahami pengertian dari berat isi dan berat jenis tanah
 Untuk memahami faktor – faktor yang mempengaruhi berat isi dan berat jenis tanah.
 Untuk memahami cara menentukan berat isi dan berat jenis tanah


















BAB II
TINJAUN PUSTAKA
2. 1 Definisi Berat Isi dan Berat Jenis
 Berat isi adalah perbandingan antara massa tanah dengan volume partikel ditambah dengan ruang pori diantaranya.
(Tim Dosen, 2009)
 Definisi berat isi tanah adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3 (g/cc).
(Lembaga Penelitian Tanah, 1979)
 Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.
(Anonymous, 2010)
 Berat Jenis adalah berat tanah kering per satuan volume partikel-partikel padat (tidak termasuk volume pori-pori tanah).
(Hardjowigeno, 1992)
 Soil bulk density is the size of packaging or compression of soil particles (clay, silt, and sand).
Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat).
(Pearson et al., 1995).
2. 2 Metode Pengukuran Berat Isi
a. Metode Silinder
Metode silinder sangat mudah dan sederhana serta praktis untuk tanah-tanah yang tidak bersifat mengembang mengerut, dan pengukuran bobot isi denngan menggunakan silinder yaitu pipa PVC yang berbentuk tabung ditancapkan kedalam tanah sampai bagian atas silinder tanah.
b. Metode Clod
Pengukuran bobot isi dengan metode clod digunakan pada tanah yang bersifat mengembang dan mengkerut serta sulit diambil contohnya dengan silinder.
c. Metode Wash Boring
Tanah dikikis dengan menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375 rpm dan tekanan ± 200 kg. pengikisan dibantu dengan tiupan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa seniri fulgar 3. Hal ini yang menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
d. Metode Radioaktif / sinar gamma
Metode ini pada pengukuran Berat Isi (BI) digunakan secara langsung ditempat terbuka (lapangan) pada tanah-tanah yang mudah mengembang serta mengerut, sehingga dalam penetapanya diperhitungkan pada kondisi hisapan bor.
(Anonymous, 2009)
2. 3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Berat Isi (BI) dan Berat Jenis (BJ)
 Faktor yang Mempengaruhi Berat Isi (BI)
a. Struktur Tanah
Tanah yang mempunyai struktur yang mantap (lempeng) mempunyai (BI) yang lebih tinggi daripada tanah yang mempunyai struktur yang kurang mantap (remah)
b. Pengolahan Tanah
Jika suatu tanah sering diolah tanah tersebut memiliki berat isi yang tinggi daripada tanah yang dibiarkan saja, dan didalam pengolahan tanah yang baik akan meanghasilkan tanah yang baik pula.
c. Bahan Organik
Jika didalam tanah tersebut banyak ditemukan bahan organik tanah tersebut memiliki Berat Isi lebih banyak disbanding tanah yang tidak terdapat bahan organik . jadi bahan organik sebanding lurus dengan bobot isi.
d. Agregasi Tanah
Agregasi merupakan proses pembentukan agregrat-agregrat tanah dengan terbentuknya agregat-agregat itu, tanah menjadi berpori-pori, sehingga tanah menjadi gembur, dapat menyimpan dan mengalirkan udara dan air. Agregat tanah memiliki ukuran yang lebih besar daripada partikel-partikel tanah.
(Hakim, 1986)
 Faktor yang Mempengaruhi Berat Jenis (BJ)
a. Tekstur Tanah
Partikel-partikel tanah yang ukuran partikelnya kasar, memilki nilai berat jenis yang tinggi misalnya pasir, ukuran partikel pasir lebih besar daripada ukuran partikel liat sehingga berat jenis pasir lebih tinggi dari pada liat dan sebaliknya.
(Darmawijaya, 1997)
b. Bahan Organik Tanah
Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa-sisa tanaman dan binatang yang sebagaian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan Organik tanah memiliki berat jenis tanah. Semakin banyak kandungan bahan organik tanah, menyebabkan semakin rendahnya berat jenis tanah.
(Rahardjo, 2001)

2. 4 Hubungan Berat Isi (Bi) dan Berat Jenis (BJ)
Berat Isi dan Berat Jenis tanah saling berhubungan. Salah satu manfaat nilai berat isi tanah, yaitu untuk menghitung porositas. Untuk menghitung porositas kita harus mengetaui berat jenis partikelnya terlebih dahulu. Sedangkan salah satu manfaat berat jenis, yaitu untuk menentukan perhitungan ruang pori dalam tanah. Untuk menghitung ruang pori dalam tanah, kita harus mengetahui berat isi tanah terlebih dahulu.
(Tim Dosen FPUB, 2010)
2. 5 Pengaruh Pengolahan Lahan
Pengaruh terhadap pengolahan lahan dari berat isi dan berat jenis tanah sangat banyak, di antaranya dalam proses infiltrasi tanah, jika sebuah tanah memiliki rongga atau pori-pori yang banyak maka penyerapan air akan baik atau cepat. Seperti halnya pada tanah berpasir, tanah ini sering digunakan dalam pembuatan lapangan sepak bola yang memerlukan penyerapan air lebih cepat namun tidak untuk media pembudidayaan tanaman.










Grafik pengaruh pengolahan tanah terhadap berat isi pada 3 minggu setelah tanam
Pengolahan lahan sangat diperlukan untuk menjaga kesuburan tanah. Tanah yang berstruktur mantap berat isinya juga akan tinggi. Itu dikarenakan tanah tersebut memiliki kerapatan yang tinggi, sehinga akar dari tumbuhan atau tanaman tesebut akan sulit menembus atau memecah tanah dan air akan sulit untuk meresap kedalam tanah, sehingga air akan mudah tergenang di atas permukaan tanah. Untuk mengatasi itu, maka diperlukan pengolahan tanah yang baik, diantaranya dengan cara membajak tanah dan menggemburkan tanah. Dengan membajak tanah, akan membuat ronga atau pori-pori dalam tanah menjadi lebih banyak, sehingga penyerapan air, udara, dan berbagai mineral yang dibutuhkan tanaman dapat lebih mudah.
Dalam mempelajari berat isi dan berat jenis tanah dapat ditentukan berapa pupuk yang dibutuhkan untuk pemupukan lahan tersebut sehingga kita dapat meminimalisir pemakaian pupuk. Dengan kata lain dalam teorinya, pengolahan lahan dapat mengurangi berat isi dan berat jenis tanah pada suatu jenis lahan. Sehingga akar tanaman bisa menembus tanah dengan baik dan tanaman bisa tumbuh dengan subur, baik pada lahan semusim, lahan produksi, dan lahan kampus.
( Hanafiah, 2005 )
BAB III
METODOLOGI
3. 1 Alat dan Bahan
Alat : - Ring (pipa PVC)
- Kayu
- Palu
- Timbangan Digital
- Oven
- Buku dan Alat Tulis
Bahan :- Sampel tanah A (tanah sampel yang diambi dari tanaman semusim)
- Sampel tanah B (tanah sampel yang diambil dari hutan produksi)
- Sampel tanah C (tanah sampel yang diambil dari lahan kampus FP UB)

3. 2 Metode Praktikum
Metode yang dipakai dalam pengamatan adalah metode ring. Cara kerjanya sangat mudah yaitu contoh tanah dalam ring sample yang telah diketahui volumenya (volume tanah sama dengan volume ring) ditimbang dengan timbangan digital, kemudian ditetapkan kadar airnya. Untuk selanjutnya, dimasukkan ke dalam oven dan dihitung berat kering tanahnya. Metode ini tidak tepat untuk tanah yang bersifat mengembang dan mengkerut.


3. 3 Tahapan Praktikum
Untuk alur kerja pada tanah lahan semusim, tanah pada hutan produksi dan tanah lahan kampus sama-sama menggunakan cara yang sama, yaitu :
Menyiapkan Alat dan Bahan

Mengambil sampel tanah pada masing-masing lahan

Membersihkan tanah yang ada di bagian luar ring

Menimbang Berat Basah (BB) tanah

Oven tanah dengan suhu 100oC selama 24 jam

Menimbang Berat Kering (BK) tanah

labu ukur diukur beratnya

Tanah seberat 20 gr dimasukkan ke dalam labu dan diukur beratnya

Kemudian labu ukur diberi air dan ditimbang beratnya

semua hasil pengamatan kemudian dicatat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Lokasi BTB ( gr ) BTO ( gr ) V tanah ( cm3 ) V partikel ( cm3 ) Ring ( gr )
Hutan Produksi 227,21 167,96 125,89 10,44 33.7
Semusim 215,90 170,15 109,87 11,36 48.66
Kampus 218,50 164,18 114,45 9,61 31.64
Tabel pengamatan 1

Keterangan : BTB : Berat Tanah Basah
BTO : Berat Tanah Oven

Lokasi Labu ( gr ) Labu + Tanah ( gr ) Labu + Tanah + Air ( gr )
Hutan Produksi 57,06 77,06 166,62
Semusim 55,72 75,72 164,36
Kampus 56,68 76,68 167,07
Tabel pengamatan 2
LOKASI BI (gr / cm3 ) BJ (massa labu ukur + tanah ) – massa
labu ukur (gr / cm3 )
Hutan Produksi 1,334 1.915
Semusim 1,548 1.760
Kampus 1,434 2.081
Tabel pengamatan 3

4.2 Interpretasi
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada tiga lahan yang berbeda yaitu lahan hutan produksi, komposit semusim, dan lahan kampus mempunyai nilai berat isi dan berat jenis yang berbeda-beda sehingga dapat dilakukan analisis. Namun, disini lebih ditekankan kepada dua jenis lahan yaitu lahan hutan produksi dan lahan komposit semusim karena mempunyai hubungan yang erat dalam pengembangan dunia pertanian. Diantaranya adalah jumlah kandungan partikelnya, untuk lahan hutan produksi dapat disimpulkan bahwa kandungan partikel-partikel dalam tanahnya lebih banyak dibandingkan dengan lahan komposit semusim terbukti dari berat tanah basah hutan produksi lebih besar dibandingkan dengan lahan komposit semusim. Namun, setelah dilakukan pengovenan, berat tanah kering yang berada di lahan komposit semusim mempunyai nilai berat yang lebih besar sehingga dapat diindikasikan bahwa tanah komposit semusim mempunyai kandungan air dalam tanah lebih sedikit daripada lahan hutan produksi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
 Berat isi adalah perbandingan antara massa tanah dengan volume partikel ditambah dengan ruang pori yang berada diantaranya. Sedangkan berat jenis adalah perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume yang di dalamnya tidak termasuk ruang pori yang ada.
 Faktor yang mempengaruhi berat isi tanah adalah struktur tanah, pengolahan tanah, bahan organik, dan agregasi tanah. Sedangkan faktor yang mempengaruhi berat jenis tanah adalah tekstur tanah dan bahan organik tanah.
 Untuk mengetahui berat isi dan berat jenis tanah dapat digunakan metode ring. Cara kerjanya adalah dengan contoh tanah dalam ring sample yang telah diketahui volumenya (volume tanah sama dengan volume ring) ditimbang dengan timbangan digital, kemudian ditetapkan kadar airnya. Untuk selanjutnya, dimasukkan ke dalam oven dan dihitung berat kering tanahnya. Namun metode ini tidak tepat untuk tanah yang bersifat mengembang dan mengkerut.

5.2 Saran
Praktikum mengenai materi berat isi dan berat jenis tanah sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Tetapi dalam kegiatan praktikum sebaiknya praktikan diberikan kesempatan seluruhnya untuk aktif dalam kegiatan pengamatan, dan asisten hanya memberi petunjuk dan membenarkan jika praktikan ada kesalahan. Selain itu, untuk lebih mendukung apabila dalam melakukan praktikum harus dengan melakukan praktikum untuk kedua jenis lahan agar praktikan bisa mengerti perbedaan antara hutan produksi dan tanaman semusim.





DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. http : // google.ci.id / metode berat isi. (diakses tanggal 16 april 2010)
Anonymous. 2010. http : // ilmusipil.com / cara mengetahui berat jenis tanah. (diakses tanggal 02 Mei 2010)
Darmawijaya, M. isa. 1997. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Hakim. 1986. Dasar-Dasar Fisika Tanah. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UB. Malang
Hanafiah, K. A. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Jakarta : Divisi Buku Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada.
Hardjowigeno, Sarnono. 1992. Ilmu Tanah. Jakarta : Maduatama Sarana Pratama.
Lembaga Penelitian Tanah. 1979. Penuntun Analisa Fisika Tanah. Bogor : Lembaga Penelitian Tanah.
Pearson, C.J., Norman, D.W., & Dixon, J. 1995. Sustainable Dryland Cropping in Relation to Soil Productivity. Dalam FAO Soils Bulletin 72. Rome:FAO. http://www.Fao.org/docrep/V9926E/V996e04.htm. [10 Nopember 2003].
Rahardjo, pudjo dkk. 2001. Peranan Beberapa Macam Sumber dan Dosis Bahan Organik terhadap ketersediaan Air bagi Tanaman. Pusat Penelitian The dan Kina. Gambung
Tim Dosen Jurusan Tanah FPUB. 2010. Panduan Praktikum Dasar Ilmu Tanah. Universitas Brawijaya. Malang

Lampiran
 Perhitungan Berat Isi dan Berat Jenis Tanah
o Berat Isi Tanah
BI =
Keterangan : MP : massa padatan dalam keadaan kering oven
V tanah = V pipa silinder

BI hutan produksi
BI = =1,334 gr / cm3
BI lahan semusim
BI = =1,548 gr / cm3 BI lahan kampus
BI = =1,434 gr / cm3



o Berat Jenis Tanah
BJ =
Keterangan : MP : ( massa labu ukur + tanah ) – massa labu ukur
V partikel : 100 – (massa labu ukur + tanah + air – massa labu ukur + tanah )
BJ hutan produksi
BJ= =1.915 gr / cm3
BJ lahan semusim
BJ= =1.760 gr / cm3
BJ lahan kampus
BJ= =2.081 gr / cm3

makalah pola pemupukan kacang tanah (TUGAS DBTQ)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KLASIFIKASI

Taxonomi secara lengkap adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dikotiledon
Ordo : Polipetales
Famili : Leguminosae
Genus : Arachis
Species : Hypogaea

Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.), yang sudah tersebar luas dan ditanam di Indonesia ini sebetulnya bukanlah tanaman asli, melainkan tanaman yang berasal dari benua Amerika, tepatnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan). Pada waktu itu di daerah tersebut sudah terdapat lebih dari 6 – 17 spesies Arachis. Mula-mula kacang tanah ini dibawa dan disebarkan ke benua Eropa kemudian menyebar ke benua Asia. Kacang tanah termasuk ke dalam tanaman semusim (annual) yang mempunyai batang tidak berkayu, berbulu, dan bercabang-cabang dengan panjang 15 – 38 cm.
Sedangkan daunnya berupa daun majemuk berbentuk pinnatus dengan 4 anak daun berpasang-pasangan dengan letak alternate. Cabang-cabang reproduksi atau perbungaan, terbentuk satu-satu, baik di ketiak katafil maupun di ketiak daun biasa pada cabang vegetatif. Pada beberapa forma, perbungaan itu berada di buku yang lebih tinggi pada batang utama, dimana masing-masing perbungaan memiliki 2 – 5 kuntum bunga. Bunga kacang tanah berbentuk kupu-kupu berwarna kuning. Bunga ini timbul atau keluar dari ketiak-ketiak daun dan biasanya bunga pertama keluar setelah 4 – 6 minggu (kira-kira 50 hari setelah perkecambahan).
Polongnya berkembang dari gynophor, gynophor ini tumbuh ke arah tanah dengan membawa bakal buah di ujungnya, yang kemudian mengeras menjadi topi pelindung sementara gynophor itu menembus tanah. Panjang gynophor tergantung kepada jarak jarak awal bunga itu dari tanah, tetapi jika lebih dari 15 cm, gynophor biasanya gagal mencapai tanah dan ujungnya akan mati. Diameter dari
polong ini antara 10 mm – 20 mm, dengan jumlah biji per polong :
• tipe tegak : 2 biji per polong
• tipe menjalar : lebih dari 2 biji per polong
Kulit luar polong atau perikarp diantara 2 biji seringkali meminggang (constricted) yang besarnya bervariasi, mesokarpnya yang mengeras tertutup oleh urat jala. Warna biji ada yang merah dan ada pula yang berwarna merah muda dan terbungkus oleh testa yang tipis sekali. Biji tersusun atas 2 biji yang besar, satu epikotil beserta calon daun dan calon kuncup, satu hipokotil, dan akar tunggang. Kadar protein kacang tanah antara 25 – 30 %, dan kadar lemak antara 40 – 48 %. Karena kadar protein yang cukup tinggi itulah yang membuat kacang tanah sebagai salah satu sumber protein nabati yang cukup penting dalam pola menu makanan penduduk. Manfaat yang lain dari kacang tanah yaitu daun-daunnya bisa dijadikan sebagai pakan ternak dan merupakan tanaman cover-cropping yang baik, yang dapat menjaga kesuburan tanah dengan kemampuannya memfiksasi N.














BAB II
PEMBAHASAN
Dalam meningkatkan produksi kacang tanah juga dituntut untuk tetap menjaga lingkungan agar tidak rusak sehingga produksi bisa lestari (Subandiasa , 1997). Yang menghambat pengembangan kacang. tanah di Indonesia adalah belum ada program khusus seperti intensifikasi maupun ekstensifikasi yang di rekomendasikan, kemudian kacang tanah dianggap komoditi sekunder karena memerlukan biaya relatif tinggi (Harsono, 1995). Upaya untuk meningkatkan Kacang tanah dengan perluasan areal memanfaakan lahan kering yang belum dikelolah secara optimal, memanfaatkan limbah. pertanian sebagai pupuk untuk menekan biaya produksi serta pengelolaan tanaman secara baik

2.1 KEBUTUHAN AIR PADA KACANG TANAH
Kebutuhan air untuk pertumbuhan kacang tanah di lahan kering sangat bergantung pada curah hujan yang turun selama pertumbuhan. Untuk menjaga agar pasokan air tetap terjaga dan tidak kering, sebab kacang tanah termasuk tanaman yang berakar dangkal selalu menghendaki tanah yang lembab. Tetapi kandungan air dalam tanah yang terlalu jenuh pun tidak dikendaki karena akan menyebabkan akar busuk, sehingga lama kelamaan tanaman menjadi layu dan akhirnya mati. Untuk mengatasi hal ini perlu dibuat bedengan, yang berfungsi untuk melancarkan jalannya air, sehingga tanaman kacang tanah bisa terhindar dari genangan air.
Tanaman kacang tanah membutuhkan air lebih banyak sejak tanaman berumur 3 minggu. Air diperlukan untuk pembentukkan polong, pembentukkan bunga dan petumbuhan gynophora. Jika perlu pada musim kemarau kegiatan pengairan dapat dilakukan lebih sering antara 6 – 8 kali. Frekuensi pengairan ini sebaiknya disesuaikan dengan banyaknya curah hujan. Karena meskipun sudah menginjak musim kemarau ( bulan Mei / bulan Juni ), hampir satu sampai dua minggu masih juga terjadi hujan. Oleh karena itu keadaan drainase perlu diperhatikan. Dalam pemberian pengairan , waktu pengairan perlu juga untuk diperhatikan. Hendaknya dihindari pelaksanaan pengairan pada tengah hari, sebab pengairan tersebut berpengaruh tidak baik pada tanaman. Pengairan terhadap bedengan hendaknya dilakukan pada pagi hari ( sekitar jam 06.00 – 08.00 ) atau pada sore hari ( setelah jam 15.00).


2.2 PEMUPUKAN
Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang masam, pemberian legin bersama benih bersama benih tanaman kacang-kacangan dan pemberian pembenah tanah untuk memperbaiki sifat fisik tanah (Rosmarkan dan Yuwono, 2002).
Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun) (Lingga, 2002).
Tanaman memerlukan sejumlah anasir hara dalam takaran cukup, seimbang dan sinambung untuk terus tumbuh dan berkembang, menyelesaikan daur hidupnya. Anasir hara tanaman ini diambil dari atmosfir dan system tanah. Paling sedikit ada 16 macam unsur hara yang diperlukan secara teratur untuk pertumbuhan vascular tanaman (Poerwowidodo, 1992).
A. KARAKTERISTIK PEMBERIAN PUPUK
Pupuk kandang 2 - 4 ton/ha, diberikan pada permukaan bedengan kurang lebih seminggu sebelum tanam, dicampur pada tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam.
Pupuk anorganik : SP-36 (100 kg/ha), ZA (100 kg/ha) dan KCl (50 kg/ha) atau sesuai rekomendasi setempat.
Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1-2 botol (500-1000 cc) diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2 (10-20 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPER NASA.
Adapun cara penggunaan SUPER NASA sbb : alternatif 1 : 1 botol SUPER NASA diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan. alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram + 10 meter bedengan
Semua dosis pupuk makro diberikan saat tanam. Pupuk diberikan di kanan dan kiri lubang tugal sedalam 3 cm.



B. KEBUTUHAN HARA
Nitrogen (N)
Sebagian nitrogen tanah berada dalam bentuk N-Organik. Nitrogen organik (hasil fiksasi N-biologis, bahan tanaman dan kotoran hewan) yang dibenamkan dalam tanah merupakan N-organik yang tidak dapat diserap begitu saja oleh tanaman. Lebih lanjut dikatakan, jumlah N dalam tanah dapat bertambah akibat dari pemupukan N, fiksasi N-biologis, air hujan dan penambahan bahan organik, sedangkan N dapat berkurang karena pencucian, pemanenan, denitrifikasi dan volatilisasi (Hakim dkk, 1986).
Sumber utama nitrogen (N) adalah dari bahan organic dan pengikatan oleh mikroorganisme. Nitrogen umumnya diserap dalam bentuk NH4+ dan NO3-, tergantung dari jenis tanaman. Funsi nitrogen bagi tanamn adalah untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan pembentukan protein. Kekurangan unsure N menyebabkan tanaman menjadi kerdil, pertumbuhan akar terbatas, daun-daun kuning dan gugur (Hardjowigeno, 2003).
Nitrogen sangat jarang ditemui menjadi komponen pelican oleh karena wataknya yang mudah larut air. Watak ini juga menjadikan endapan-endapan nitrogen yang cukup banyak hanya ditemui di daerah beriklim kering dan itupun terbtas secara setempat (Poerwidodo, 1992).
Nitrogen pada umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ (ammonium) dan NO3- (nitrat), senyawa ini diserap melalui akar ke daun selama proses asimilasi yang kemudian ditransformasikan dalam bentuk asam amino dan protein (Indranada, 1994.
Kekahatan atau defisiensi nitrogen menyebabkan proses pembelahan sel terhambat dan akibatnya menyusutkan pertumbuhan. Selain itu, kekahatan senyawa protein menyebabkan kenaika nisbah C/N, dan kelebihan karbohidrat ini akan meningkatkan kandungan selulosa dan lignin. Ini menyebabkan tanaman jagung yang kahat nitrogen tampak kecil, kering, tidak sukulen, dan sudut terhadap batang sangat runcing (Poerwowidodo, 1992).
Fosfor (P)
Paling sedikit ada empat sumber pokok fosfor untuk memenuhi kebutuhan akan unsur ini, yaitu pupuk buatan, pupuk kandang, sisa-sisa tanaman termasuk pupuk hijau dan senyawa asli unsur ini yang organic da anorganik yang terdapat dalam tanah (Buckman and Brady, 1992).
Fosfor pada tanaman berfungsi dalam pembelahan sel, pembentukan albumin, pembentukan dan pematangan buah, perkembangan akar, tahan terhadap penyakit dan lain-lain. Gejala kekurangan fosfor (P) dapat menyebabakan pertumbuhan tanaman kerdil karena pembelahan sel terganggu, daun-daun tidak sempurna serta mudah terserang penyakit. Kekurangan Pdalam tanah dapat disebakan oleh jumlah P yang sedikit, sebagian besar terdapat dalam bentuk yang tidak dapat diamabil oleh tanaman, dan terjadi pengikatan (fiksasai) oleh Al pada tanah masam atau oleh Ca pada tanah alkalis (Hakim, dkk., 1986).
Bentuk P yang lain yang dapat diserap oleh tanaman adalah firofosfat dan metafosfat. Kedua bentuk ini misalnya terdapat dalam bentuk P dan K metafosfat. Tanaman juga menyerap P dalam bentuk fosfat organic, yaitu asam nukleat dan phytin. Kedua bentuk senyawa ini terbentuk melalui proses degradasi dan dekomposisi bahan organik yang langsung diserap oleh tanaman (Anonim, 1991).
Ketersediaan fosfor dalam tanah ditentukan oleh banyak factor tetapi yang paling penting adalah pH tanah. Pada tanah yang ber pH rendah (masam), fosfor akan bereaksi dengan ion besi (Fe) dan aluminium (Al). reaksi ini akan membentuk besi fosfat atau aluminium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Pada pH tanah yang tinggi (basa), fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium. Reaksi ini akan membentuk kalium fosfat yang sifatnya sukar larut dan tidak dapat digunakan oleh tanaman. Dengan demikian tanpa memperhatikan pH tanah, pemupukan fosfor tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Novizan, 2002).
Gejala kekurangan P pada tanaman jagung dapat menjadikan pertumbuhan terhambat (kerdil), daun-daun/malai menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun, dan juga pada jagung akan menyebabkan tongkol jagung menjadi tidak sempurna dan kecil-kecil (Hardjowigeno, 1993)
Kalium (K)
Berdasarkan ketersediaannya dalam tanah, unsur K dapat digolongkan dalam (1) bentuk segera tersedia, (2) lambat tersedia, dan (3) relative tidak tersedia. Kalium tersedia dijumpai segabai kalium dalam larutan tanah dan kalium yang dapat dipertukarkan. Kalium dalam larutan tanah lebih muda diserap oleh tanaman dan juga peka terhadap pencucian. Kalium dalam bentuk yang lambat tersedia biasanya terdapat pada tanah-tanah mineral 2 : 1. Kalium yang berasal dari pupuk akan difiksasi diantara kisi-kisi mineral tersebut sehingga menjadi kurang tersedia bagi tanaman. Dalam kondisi demikian maka akan mengurangi kehilangan K melalui pencucian. Selanjutnya K yang terjerap itu lambat laun akan diubah menjadi bentuk tersedia dan ini merupakan cadangan kalium tanah. Bentuk kaliu yang relatif tidak tersedia sebagian besar berasal dari kalium tanah mineral yang umumnya masih berada dalam mineral tanah seperti feldspar dan mika (Hakim dkk, 1986).
Tanaman menyerap kalium dalam bentuk K+ (umumnya pada tanaman muda). Kalium dijumpai dalam tanah dengan jumlah yang sangat kecil. Berbeda dengan unsur lainnya kalium tidak dijumpai dala bahan atau bagian tanaman seperti protoplasma, lemak dan glukosa. Kemampuan tanah untuk menyediakan kalium dapat diketahui dari susunan mineral yang erdapat dalam tanah. Namun, umumnya mineral leusit dan biotit yang merupakan sumber langsung dalam kalium bagi tanaman (Soepardi, 1998).
Kalium sedikit peranannya dalam menyusun komponen tanaman. Berfungsi sebagai pengatur menkanisme fotositesis, translokasi, karbohidrat, sitesa protein dan lain-lain. Gejala kekurangan kalium akan menyebabkan pinggiran daun berwarna coklat yang dimulai dari daun tua, pada jagung ruasnya memendek dan tanaman tidak tinggi (Hardjowigeno, 2003).
Kapur (CaCO3)
Kapur banyak mengandung unsur Ca tetapi pemberian kapur ke dalam tanah umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu, tanah-tanah masam perlu dinaikkan pHnya agar unsur hara seperti P mudah diserap tanaman sehingga keracunan Al dapat dihindarkan (Hardjowigeno, 2003).
Selain pupuk, kapur (CaCO3) banyak digunakan untuk memperbaiki kualitas tanah khususnya tanah-tanah yang berpH rendah (tanah masam). Guna pengapuran adalah untuk meikan pH tanh, menambah unsur Ca dan Mg, menambah ketersedian P dan Mo, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan pembentukan bintil akar (Lingga dan Marsono, 2001).
Pemberian kapur di dalam tanah tidak hanya memperbaiki sifat kimia tanah, tetapi juga mempengaruhi sifat fisik dan biologi tanah adalah berupa naiknya kadar Ca dan pH tanah, sehingga reaksi tanah mengarah kea rah netral. Pengaruh langsung terhadap biologi tanah, yaitu dengan naiknya pH tanah dan tersedianya beberapa hara yang dibutuhkan biologi tanah menyebabkan jasad hidup ini lebih muda memperoleh energi da materi dalam jumlah yang banyak, sejala dengan itu populasi dan aktivitas mikroorganisme pun meningkat dengan penambahan kapur. Pengaruh kapur terhadap sifat fisik tanah salah satunya adalah pengaruh terhadap struktur tanah (Hakim, dkk, 1986
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Untuk meningkatkan produktivitas kacang tanah diperlukan adanya pemupukan. Diantaranya adalah penambahan unsur N, P, K dan CaCO3 yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhannya, namun untuk dosis dan takaran yang diperlukan haruslah sesuai karena apabila dosis yang diberikan tidak seimbang, semisal terlalu banyak maka akan menyebabkan mal fungsi pertumbuhan salah satu jaringan tanaman dan dapat menjadi penyakit non pathogen bagi tanaman tersebut.
3.2 SARAN
Pemupukan yang diberikan kepada tanaman kacang tanah lebih baik berupa pupuk organik karena dapat ternetralisir dan efisiensi serapannya lebih cepat dibandingkan dengan pupuk kimia, disamping itu juga ramah terhadap lingkungan sekitar.














DAFTAR PUSTAKA
Adianto. 1993. Biologi Pertanian, Pupuk Kandang, Pupuk Organik Nabati dan Insektisida. Penerbit Alumni, Bandung.
Adisarwanto, T. dan Rini Wulandari. 1999, Meningkatkan Hasil
Panen Kedelai di Lahan Sawah – Kering – Pasang Surut. Penebar Swadaya, Bogor.
Darung, U., SM. Mimbar, Syekhfani, 2001. Pengaruh waktu pemberian kapur dan pupuk kandang
terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai pada tanah gambut pedalaman Kalimantan Tengah. Jurnal Biosains 1: 19-29.
Harsono. A, 1995. Budidaya kacang tanah lahan tegalan dan lahan kering, Balai penelitian
tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, Maros.
Subadiasa. N.N,. 1997. Teknologi Efective Microorganisms (EM) : Potensi dan prospeknya di Indonesia. Seminar Nasional Pertanian Organik. Yayasan Budi Lestari, Jakarta.
Sukarman, A. Mulyani dan D Subardja, 2000. Evaluasi Ketersediaan Lahan untuk Perluasan Areal Pertanian di Propinsi Riau, Jambi, Sumsel, lampung,
Kalbar, Kalsel, Jabar, Jatim dan NTT No.05/Puslittanak/ 2000. Puslit Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Sutanto R., 2002a. Pertanian Organik : Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Kanisius Yogyakarta.
________ 2002b. Penerapan Pertanian Organik Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Kanisius. Yogyakarta.

Senin, 24 Mei 2010

KULIAH 1

kuliah kug gini c???gak ada dosennya jadinya gak jelas mau ngapain. tapi masih banyak tugas jadinya harus ngerjain tugas lebih banyak,,,hufth tugas TKIP buat video clip, tugas TPPHP buat produk pertanian, kelompok q buat jenang sirsak, kira-kira jadi gak y???semoga bisa cz udah dikumpulin hari kamis jadi harus segera diselesaiin temand2,,,semangadh y???abis ni ada banyak laporan menunggu lagi jadi harus siap2 untuk ngelembur ngerjain tugas,,,gapapa deuch yang penting semangat aja,,,teteup semangadh yog,,,heheheh

Minggu, 23 Mei 2010

PASCA INAUGURASI

Alhamdulillah,,,hanya itu yang bisa dan seharusnya dikatakan pertama kali saat acara perhelatan Akbar *menurut saya Inaugurasi FP 2009 yang dilaksanakan tanggal 22-23 Mei 2010 yang bertempat di lapangan FTP UB, yang didalamnya telah terselenggara antara lain acara akdemis, sport, art, social dan tak lupa pula entrepreneurship yang ke semuanya diperuntukkan untuk MABA 2009 yang dikukuhkan menjadi mahasiswa Pertanian UB. dan tak lupa pula untuk untuk diucapkan terima kasih kepada semua sponsor yang telah mendukung demi terselenggaranya kesuksesan acara, yaitu kepada LA light comunity, teh botol sosro, dan semua sponsor yang lain. pokoknya ONE HERAT ONE AGRICULTURE "SATU JIWA TANI JOYO"

Jumat, 21 Mei 2010

H-1 INAUGURASI 2009

persiapannya sepertinya sudah matang untuk melakukan acara inaugurasi, dimana seluruh MABA(nahasiswa baru) angkatan 2009 dinobatkan atau dikukuhkan sebagai MALA (mahasiswa lama) dan juga merupakan seangkaian dari Probim MABA yang harus dilakukan. sebenarnya acara ini bisa diartikan sebagai suatu pesta penutupan dari proses akademik dan organisasi yang selama ini dilakukan oleh MABA fak pertanian dan juga berfungsi sebagai sarana jalin keakraban antara jurusan Agribis dan Agrotek angkatan 2009. acara ini dimeriahkan oleh berbagai macam kegiatan, diantaranya adalah pertandingan Futsal antar kelas dan jurusan dan Bakiak terbang yang diselenggarakan pada tanggal 22 Mei 2010. namun, acara inaugurasi tersebut tidak hanya diselenggarakan dalam satu hari namun ada juga malam puncaknya, yaitu pada tanggal 23 Mei 2010. pada saat itu diadakan berbagai macam kegiatan, diantaranya Parade Band yang diikuti oleh band Se-malang raya dan ada acara lomba Photografi dan display produk pertanian oleh mahasiswanya. acara ini disponsori oleh LA dan akan terselenggara dengan meriah. so, semoga acara yang besok diadakan tersebut dapat terlaksana dengan baik. amien,,,

Rabu, 19 Mei 2010

INTRODUCTION

MAHASISWA AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2009